Monday 14 May 2012

“Continuity 360 Degree Feedback” dan “improvement”


Improvement sebagai kata kunci menang dalam persaingan. Ada 2 faktor utama yaitu kecepatan berubah dan besarnya perubahan atau banyaknya perubahan. Perubahan besar bisa saja terjadi dengan adanya ide “improvement” yang berdampak  pada performance perusahaan. Perubahan besar bisa dilakukan oleh ide satu atau beberapa orang. Perubahan besar bisa terjadi dan berpengaruh pada kinerja perusahaan, tetapi bagaimana menumbuhkan suatu budaya “improvement” yang menciptakan perubahan terus menerus. Karena untuk unggul kita tak bisa berbuat sesekali.
Individu berubah manakala ia menyadari adanya kekurangan, kesalahan, penyimpangan, belum tercapainya target atau masalah. Dengan kata lain adanya mekanisme feedback yang menginformasikan permasalahan yang terjadi (Continuity Improvement di hasilkan melalui Continuity Feedback). Semakin cepat feedback diberikan semakin besar peluang bagi individu untuk menghasilkan perbaikan. Continuity 360 degree feedback didisain berbasis komputer dan diterapkan dalam periode bulanan atau 2 bulanan. Melalui sistem ini maka hanya dibutuhkan waktu 20 – 30 menit untuk menilai 7 – 10 orang. Kecepatan mengukur hasil inilah yang mendorong individu bersegera melakukan perbaikan kinerjanya. Ingatlah “bukan yang besar, mampu mengalahkan yang kecil, tetapi yang lebih cepat yang mampu unggul dalam persaingan. Oleh karena itu banyak lomba lebih menekankan pengukuran pada kecepatan. Banyak juara lahir karena berlatih untuk menjadi lebih cepat.
Perubahan besar bisa terjadi karena 1 ide besar untuk berubah atau perubahan kecil yang jumlahnya banyak. Suatu ide besar bisa dihasilkan sesekali dan dapat terjadi karena sedikit orang. Tetapi perubahan kecil dapat dilakukan oleh seluruh karyawan. Perubahan besar sulit tercipta continuity, perubahan kecil dan banyak dapat terjadi bila terbentuk budaya improvement di perusahaan. Continuity 360 degree feedback, salah satu sistem yang bisa membentuk budaya perbaikan diperusahaan.
Dalam menumbuhkan budaya dan menciptakan productivity improvement maka sistem appraisal harus dikaitkan dengan konsekuensi yang bisa langsung dirasakan oleh karyawan. Seringkali penilaian prestasi berdiri terpisah dengan konsekuensi yang mampu memotivasi karyawan. Ada sebagian yang menerapkan konsekuensi penilaian pada gaji yang diterima oleh karyawan. Tetapi belum bisa memenuhi kecepatan umpan balik dalam melakukan perbaikan kinerja.
Penerapan Continuity 360 degree feedback yang optimal, bukan hanya sekedar mendapatkan hasil penilaian kinerja individu, dan umpan balik tentang apa yang perlu dilakukan perbaikan tetapi juga berkaitan dengan konsekuensi positif ( berupa incentive motivation) dan konsekuensi negatif ( fear motivation). Melalui konsekuensi ini maka urgency dalam melakukan perbaikan terjadi dan berpengaruh pada peningkatan kinerja produktifitas individu.
Disamping itu perlu dikaitkan dengan Key Performance Indicator yang menjadi sasaran kerja departemen ( lihat artiket di blog Warehouse). Kecepatan perubahan perlu selaras dengan sasaran bagian, sasaran departemen dan sasaran perusahaan. Oleh karena itu dalam penerapannya perlu dilakukan Coaching dalam upaya menetapkan action plan, memprediksi hambatan yang akan terjadi, menumbuhkan keyakinan melalui alternatif jalan yang harus dilakukan hingga bisa mencapai apa yang ditetapkan dalam “self improvement program” untuk setiap staff.
Terapkan point-point pokok dalam menciptakan produktifitas kerja perusahaan anda.
Salam sukses selalu
Drs.Psi. Reksa Boeana
Executive Partner PT. Smart Business Solution.

No comments:

Post a Comment