Friday 1 June 2012

Manajemen kinerja

Bagian 4: Memberikan Bimbingan yang diperlukan
Penilaian kinerja tidak hanya berhenti ketika hasil penilaian telah didapatkan. Hasil penilaian merupakan ukuran pencapaian kinerja masing-masing karyawan. Karyawan mendapatkan informasi kinerja mereka yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan. Seringkali manajemen tidak memahami kebutuhan karyawan untuk meningkatkan performance mereka.
Banyak meeting dan pengarahan yang dilakukan. Setiap ada permasalahan atau penyimpangan yang terjadi, maka manajemen mengambil langkah untuk memberikan pengarahan, melakukan peneguran bahkan peneguran di ruang rapat. Kesalahan baru yang dibuat oleh karyawan bisa jadi efektif bila dilakukan pengarahan, pelatihan maupun peneguran. Tetapi permasalahan berulang yang muncul harus dicermati dengan bijak. Sesungguhnya karyawan sudah mengetahui penyebab kesalahan itu terjadi tetapi tetap saja melakukan kesalahan yang sama.
Ada sisi lain yang harus ditemukan. Tidak hanya faktor utama penyebab kesalahan itu terjadi. Tekanan dari atasan atas setiap penugasan, ketidaktrampilan karyawan mengoperasikan komputer sehingga menyebabkan ia merasa dikejar-kejar target, fasilitas pendukung kerja yang tidak tersedia setiap saat karena faktor kerahasiaan dll. Sesungguhnya karyawan mengetahui apa yang dibutuhkannya dalam meningkatkan kinerjanya tetapi sering kali sulit menemukan tanpa bimbingan orang yang paham.
Diperlukan bimbingan (coaching), untuk meningkatkan kinerja. Semua orang sukses memiliki pelatih. Dan tak pernah ada sukses itu dilakukan sendiri. Pendaki gunung everest sekalipun membutuhkan pembimbing, pelatih dan team yang baik. Pendaki awal selalu memberikan arahan manakala mereka tak dapat melanjutkannya, alasan tak sanggup melanjutkan menjadi pelajaran bagi pendaki berikutnya. Pendaki juga butuh penunjuk jalan yang mengetahui arah karena pernah mengikuti ekspedisi sebelumnya. Jalan yang dibuat oleh pendaki terdahulu juga merupakan pembimbing bagi pendaki yang ingin menuju puncak. Pembawa ransum perbekalan yang tak berjumlah sedikit ( bisa mencapai 40 – 60 orang) yang membawa bahan makanan, perlengkapan dan tenda yang cukup berat dipunggung mereka. Namun kita hanya mengenal siapa pendaki yang mampu menaklukkan mount everest.
Bila karakter pemimpin menyukai relationship dan penyabar, maka jauh lebih baik coaching process dilakukan olehnya. Namun bila pemimpin bersikap temperamen, jauh lebih baik menggunakan coach dari luar karena karyawan tidak akan terbuka kepadanya. Keterbukaan sangat dibutuhkan untuk mengembangkan potensi masing-masing karyawan. Sesungguhnya orang yang paling mengenal dirinya adalah karyawan itu sendiri. Diperlukan pelatihan coaching dalam menjalankan program “continuity 360 degree feedback”.
Salam sukses selalu
Drs.Psi. Reksa Boeana
Executive Partner PT. Smart Business Solution.

No comments:

Post a Comment